Headlines News :
Home » » Suami Malas Menyentuh karena Trauma Melihat Istri Melahirkan

Suami Malas Menyentuh karena Trauma Melihat Istri Melahirkan

Written By Unknown on Rabu, 14 November 2012 | 00.56

Jakarta, Mbak Zoya, sewaktu hamil 7 bulan, saya menemukan suami masih berhubungan dengan mantan pacarnya dengan saling ber-BBM mesra. Sejak saat itu saya jadi tidak percaya dengan suami walaupun suami meminta maaf dan mengatakan bahwa itu cuma main-main saja.

Semenjak saya melahirkan kurang lebih 4 bulan yang lalu, kami tidak lagi melakukan hubungan suami istri sampai sekarang. Ketika ditanya, suami beralasan merasa trauma melihat persalinan saya secara langsung.

Oleh karena hal itu, saya merasa hubungan saya dengan suami menjadi renggang. Ketika saya singgung mengenai hal ini, suami selalu mengelak dengan mengatakan trauma. Pertanyaan saya, apakah hal itu memang ada atau ini hanyalah alasan suami saja?

Apakah hal ini bisa membuat hubungan kami akan retak? Saya malah curiga suami masih berhubungan dengan mantan pacarnya. Bagaimana solusinya karena saya sangat bingung dan tidak tahu harus bagaimana?

LL (Perempuan Menikah, 30 Tahun), leXX@gmail.com
Tinggi Badan 160 cm, Berat Badan 65 kg

Jawaban

Ibu LL, memang ada banyak pria yang mengalami trauma tidak bisa lagi melakukan hubungan seksual dengan istrinya ketika melihat langsung proses melahirkan. Itulah mengapa ada banyak pria yang diperbolehkan melihat proses persalinan, tetapi cukup melihat wajah istrinya saja tanpa melihat bagaimana proses keluarnya bayi.

Mungkin betul suami Anda mengalami trauma, mungkin juga tidak. Mengapa tidak berkonsultasi saja supaya lebih memastikan apakah benar telah terjadi trauma psikologis sehingga tidak lagi bisa berhubungan seksual. Saya tidak dapat mengatakan benar atau tidak sebelum melakukan diagnosis yang valid lewat wawancara serta bertemu dengan Anda dan suami.

Saran saya, daripada menyinggung hal ini lagi, bagaimana jika Anda tanyakan dengan cara yang lebih asertif. Misalnya, tanyakan dengan kalimat; "Mas, adakah cara yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan trauma tersebut?" Kalau misalnya jawabannya tidak ada, tanyakan apakah tidak sebaiknya Anda berdua mencari solusi profesional agar sama-sama bisa melakukan hubungan seks lagi.

Jangan lupa, katakan kepada suami bahwa Anda mencintainya dan Anda menginginkannya secara seksual. Bagaimanapun juga, pria akan mendengar dan harga dirinya perlu diangkat sehingga dia merasa bahwa dirinya dibutuhkan dan diinginkan oleh pasangannya.

Zoya Amirin, M.Psi
Psikolog seksual bersertifikasi yang memiliki pendidikan seksual yang berlatar belakang psikologi. Ketua dalam Komunitas Studi mengenai Perilaku Seksual, anggota dari Asosiasi Seksologi Indonesia.

Pengajar mata kuliah Kesehatan Reproduksi, Ilmu Hubungan antar manusia, Public Relation, Ilmu Komunikasi Dasar di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ArtikelBejo™ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger